PSIKOLOGI CORNER

Good Habits? Or Bad Habits?

“Ustadzah, bagaimana ya caranya agar anak saya tidak  kebiasaan main HP terus? Kalau dirumah itu anak saya kerjaannya main HP. Maka dari itu, saya lebih suka kalau anak saya di pondok us. Ndak usah pegang Hp waktunya jauh lebih bermanfaat”

Begitulah seringnya curhatan wali murid ketika anak sedang libur sekolah dan sedang tidak di Mahad Bahrul Huda karena sedang libur. Maka dari itu, saya akan mencoba memberi penjelasan. namun sebelumnya, mari kita cari tahu dulu apa itu kebiasaan. Habits / Kebiasaan jika diterjemahkan dalam Bahasa kita, adalah keputusan kecil yang kita buat dan tindakan yang kita lakukan setiap hari. Menurut para peneliti di Duke University, kebiasaan menyumbang sekitar 40 persen dari perilaku kita pada hari tertentu. 

Pernah tidak kita melihat tingkah teman kemudian teman tersebut bilang “Hahahaha, maaf, kebiasaan!”,  sambil nyengir dan garuk- garuk kepala. Ini sebuah kalimat yang mungkin sadar nggak sadar sering sekali kita katakan saat nggak sengaja melakukan sesuatu kebiasaan buruk yang terus berulang.

Hidup kita hari ini pada dasarnya adalah jumlah dari kebiasaan kita. Bagaimana dalam bentuk atau keluar dari bentuk kita? Akibat dari kebiasaanmu. Seberapa bahagia atau tidak bahagia kita? Akibat dari kebiasaan kita. Seberapa sukses atau tidak sukses kita?  Semua adalah Akibat dari kebiasaan kita sendiri.

Saya jadi teringat dengan pernyataan Margarete Thatcer seorang  perdana Menteri pertama di Inggris. Wanita yang mendapat julukan ‘Iron Lady’ itu pernah mengatakan .

“Watch your thoughts for they become words. Watch your words for they become actions. Watch your actions for they become habits. Watch your habits for they become your character. And watch your character for it becomes your destiny. What we think, we become. My father always said that... and I think I am fine.”

Dalam Bahasa Indonesia, “Perhatikan pikiran Anda karena itu menjadi kata-kata. Hati-hati dengan ucapan Anda, karena mereka akan menjadi nyata. Perhatikan tindakan Anda karena mereka menjadi kebiasaan. Perhatikan kebiasaan Anda karena mereka menjadi karakter Anda. Dan perhatikan karakter Anda untuk itu menjadi takdir Anda. Apa yang kita pikirkan, itulah yang terjadi. Ayah saya selalu mengatakan itu ... dan saya selalu mengingat dengan baik- baik”

Dari Quote Margarette Thatcer diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa apapun hal kecil akan mampu membentuk kita, dari  pikiran, ucapan, tindakan akan membentuk kebiasaan. Dan dari kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan lahir sebuah karakter baru. Mari coba kita bayangkan, seandainya kita bisa memiliki kebiasaan buruk misalkan ‘Srolling media social dari pagi hingga malam’ maka bisa kita bayangkan, akan menjadi apa kira- kira kita 2 tahun kedepan?

Sedikit membahas mengenai hal diatas. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa Indonesia mendapat peringkat ketiga dalam pengguna media social teraktif. Pemuda  Indonesia minimal 8 jam menghabiskan waktunya di internet. Pertanyaanya, 8 jam yang digunakan itu apa saja yang kita lihat? Yang faedah ataukah yang  unfaedah ? maka mari kita kembali mengingat bahwa apa yang sering kita lihat dan baca akan mempengaruhi segala tindakan kita. Maka kita harus berhati- hati menggunakan internet.

            Lalu bagaimana caranya kita membentuk kebiasaan baik, dan menghilangkan kebiasaan buruk? Berikut kita rangkum kaidah kebiasaan menurut James Clear dari buku Best Seller nya “Automic habits”. Yang akan memudahkan kita dalam membentuk kebiasaan baik maupun menghilangkan kebiasaan yang dirasa tidak bermanfaat untuk kita.

1. Buat Kebiasaannya Jelas

Dengan membuatnya jelas, kita akan membantu otak kita lebih aware sama kebiasaan itu (memperjelas cue). Nah, diharapkan nanti jadi otomatis.

Caranya:

  • Pointing-and-Calling. Katakan dengan lantang kebiasaannya. Misal, ketika kita keluar rumah kita ngecek barang-barang, kayak “Oke, HP udah. Handsanitizer udah. Dompet udah.”
  • The Habits Scorecard. List semua habit yang ada dan yang kita inginkan, terus beri mereka skor apa ini membantu kita buat menjadi seseorang yang kita inginkan (identitas).
  • Implementation Intention. Jadwalkan dimana dan kapan kita akan melaksanakan kebiasaan itu.

Kalau buat kebiasaan baik harus diperjelas, kalau kebiasaan buruk cue harus dikurangi. Misal, kalau kita lihat notif suka otomatis pegang HP, taruh HP kita di ruangan yang berbeda pas lagi kerja biar tidak  ke-distract.

2. Buat Kebiasaannya Menarik

Kebiasaan ada hubungannya sama dopamin, hormon pengendali emosi.

Caranya:

  • Habit I need + Habit I Want. Meskipun kita tidaksuka melakukan kebiasaan tertentu, kita akan mau melakukannya kalau ada sesuatu yang asik yang mengikutinya. Misal, kita harus belajar dulu, baru boleh nonton drakor.
  • Meniru orang lain. Cari kelompok yang anggotanya ingin membentuk kebiasaan yang sama kayak kita. Atau, tiru orang lain yang kita jadikan role model.
  • Hubungkan kebiasaan sama tujuan atau pengalaman yang positif. Misal, jangan bilang, “Saatnya mengerjakan tugas” tapi bilang “Saatnya melatih diri biar paham materi”.

Kalau buat kebiasaan baik harus dibikin menarik, kebiasaan buruk harus dibikin tidak menarik.

3. Buat Kebiasaannya Mudah

Manusia pada dasarnya mager dan mencintai kemudahan. Jadi, mari kita membuat kebiasaan kita menjadi mudah.

Caranya:

  • Habit Formation. Jangan teralu lama kita di-planning, kebiasaan segera kita lakukan saja.
  • Two-minute Rule. Waktu mulai, bikin kebiasaannya gampang. Misal, kalau pengin mulai membiasakan diri baca buku, baca sehari sehalaman saja. jika sudah terbiasa, bisa ditambah sedikit demi sedikit.
  • A commitment device. Investasi ke hal-hal yang membuat kebiasaan lebih mudah di kemudian hari. Misal, ingin memiliki banyak tabungan. Belilah celengan dan mulai menabung dengan nominal terkecil menurut kita.

Kalau buat kebiasaan baik harus kita permudah, dan persulit kebiasaan buruk. Misal, setelah nonton TV, lepas remote dan sembunyikan di laci. Jadi, jika  ingin menyalakan lagi agak effort.

James Clear juga menyebutkan bahwa perubahan 1% kita disetiap harinya ini sangat berarti dibandingkan kita menentukan sesuatu yang besar dan focus dengan target saja. Seperti dalam riwayat hadits juga disebutkan, bahwa  Ummul Mukminin Aisyah –radhiyallahu ’anha-, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

”Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahui lah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.”

Hadits di atas tidak hanya menekankan tentang melakukan ibadah dengan rutin, namun juga amalan yang sesuai dengan kemampuan kita. Semoga tips, diatas bisa kita terapkan agar kita bisa membuat perubahan kecil yang memberikan hasil luar biasa untuk kita. Karena menurut.

Ustadzah Yeni Kartika (Guru BK SMA Al Huda Boarding School )