Menelusuri Jejak Sunan Bejagung: Kearifan Lokal dalam Sejarah dan Tradisi

SMA Al Huda Boarding School tengah menyelenggarakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dimulai pada Senin, 20 Januari 2025. Sebelum kegiatan dimulai, para siswa diberikan sosialisasi mengenai proyek ini dengan tema "Kearifan Lokal". Sosialisasi ini disampaikan oleh Ustadzah Qurotul Ainiyah, M.Pd., Ustadzah Intan Suryana, S.Pd., Gr., dan Ustadzah Uswatun Khasanah, S.Pd. pada pukul 07.30 WIB di Auditorium SMA Al Huda.

Pada sesi sosialisasi, para siswa diperkenalkan dengan konsep ensiklopedia kearifan lokal serta langkah-langkah dalam menyusunnya. Para siswa sangat antusias dan menyimak dengan baik setiap arahan yang diberikan. Setelah mendapatkan pemahaman mengenai proyek ini, mereka diminta untuk membuat Laporan Wawancara dan Observasi sebagai bagian dari proses penelitian mereka.

Kunjungan ke Makam Sunan Bejagung

Sebagai bagian dari proyek ini, pada Rabu, 22 Januari 2025, para siswa melakukan kunjungan ke Makam Sunan Bejagung dan Makam Sunan Bonang untuk menggali informasi lebih dalam mengenai sejarah dan nilai-nilai kearifan lokal yang masih dilestarikan di tempat tersebut. Saya, Keisya Aulia, bersama rekan saya, Ghina Nasywaa, mendapatkan kesempatan berharga untuk melakukan observasi dan wawancara langsung di Makam Sunan Bejagung.

Kami berangkat dari sekolah pada pukul 08.00 WIB dengan penuh semangat, membawa perlengkapan yang diperlukan untuk dokumentasi dan wawancara. Perjalanan menuju Makam Sunan Bejagung memakan waktu sekitar 30 menit. Setibanya di lokasi, kami disambut oleh suasana yang tenang dan penuh nuansa religius.

Sunan Bejagung adalah salah satu tokoh penyebar agama Islam di Tuban yang memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di daerah ini. Makamnya sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah yang ingin mencari berkah serta mengenang perjuangan dakwah beliau.

Saya bersama rekan-rekan dalam kelompok segera membagi tugas untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin. Kami berkesempatan mewawancarai juru kunci makam, yang dengan ramah menjelaskan tentang silsilah Sunan Bejagung, perjuangannya dalam menyebarkan Islam, serta tradisi yang masih dijaga oleh masyarakat setempat. Dari penjelasan beliau, kami mengetahui bahwa Sunan Bejagung memiliki hubungan erat dengan Sunan Bonang dan berperan dalam menyebarkan Islam di wilayah Tuban.

Selain wawancara, kami juga melakukan observasi langsung terhadap lingkungan sekitar makam. Suasananya sangat khusyuk, dengan banyak peziarah yang datang untuk berdoa dan berziarah. Berbeda dengan tempat wisata religi lainnya, di kawasan makam ini hanya terdapat sedikit pedagang atau kios, yang membuat tempat ini tetap terasa sakral dan jauh dari hiruk-pikuk komersial. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat sekitar tetap menjaga kesederhanaan dan kekhusyukan tempat tersebut sebagai situs religi.

Refleksi dan Pembelajaran

Dari kunjungan ini, kami memperoleh banyak pelajaran berharga, terutama mengenai pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal. Kami menyadari bahwa warisan sejarah seperti ini harus dijaga agar tetap lestari dan dapat terus menjadi bagian dari identitas budaya bangsa.

Setelah menyelesaikan observasi dan wawancara, kami kembali ke sekolah dengan membawa banyak wawasan baru yang akan kami tuangkan dalam laporan P5. Keesokan harinya, kami mulai mengerjakan ensiklopedia tentang sejarah Sunan Bejagung, yang mencakup silsilah, dakwah, karomah, serta pengaruh beliau dalam perkembangan Islam di Tuban.

Kami sangat senang karena melalui proyek ini, kami mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah Islam di Kabupaten Tuban, sekaligus meningkatkan kesadaran kami akan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. Kami berharap hasil dari proyek ini dapat menjadi referensi berharga bagi teman-teman dan generasi mendatang dalam memahami sejarah dan budaya daerah mereka.

Oleh Ghina Naswa Zaski dan Keisya Aulia Elvira Maharani